Jumat, 09 Desember 2011

Misteri Lukisan Monalisa


Tak ada lukisan di dunia yang semisterius Mona Lisa. Masterpiece karya Leonardo Da Vinci ini diyakini menyimpan banyak simbol tersembunyi: dari simbol 'LV' di matanya, angka '72 di lengkung jembatan di latar lukisan, sampai senyumannya yang jadi teka-teki. Yang juga tak kalah bikin penasaran, siapa sebenarnya orang yang dijadikan model lukisan ini.

Ilmuwan dan investigator seni berjuang keras untuk memecahkan misteri ini. Mereka bahkan berencana melakukan aksi nekad: membongkar kuburan Lisa Gherardini Del Giocondo di Biara Saint Orsola, Florence -- mengambil DNA-nya, dan merekonstruksi wajahnya.

Tim ilmuwan ini dipimpin Silvano Vinceti, investigator seni yang dijuluki 'Indiana Jones modern'. Tim ini berangkat dari dugan kuat bahwa bangsawan Lisa Gherardini adalah sosok di balik senyum misterius Mona Lisa -- lukisan berusia 500 tahun yang paling dikenal di seluruh dunia.

"Survei awal dari bangunan itu mengungkap keberadaan ruangan bawah tanah berusia 500 tahun. Kami yakin, itu adalah lokasi peristirahatan Lisa Gherardini, yang menginspirasi lukisan Mona Lisa," kata Vinceti, seperti dimuat Daily Mail, Rabu 6 April 2011.

"Kami akan mengkomparasikan DNA yang ditemukan dari tulang-belulang dengan DNA dua jasad lain di dua gereja berbeda di Florence -- di mana dua anak Lisa Gherardini dimakamkan."

Lisa Gheradini, yang meninggal pada 1542, adalah istri seorang saudagar sutra kaya bernama Francesco del Giocondo. Di Italia, lukisan Mona Lisa dikenal sebagai La Gioconda.

Sebelumnya, para sejarawan telah menemukan sertifikat kematiannya yang memberi informasi lokasi kuburan itu, namun ada kekhawatiran bahwa setelah 500 tahun, ruang bawah tanah itu mungkin telah bergeser.

Kekhawatiran lain, penduduk lokal memberikan informasi pada tim bahwa, 30 tahun lalu reruntuhan biara tersebut dibuldozer dan berubah menjadi tempat pembuangan sampah.

Penggalian yang akan dimulai akhir bulan ini mendapat dukungan dari Dewan Florence.

Ini bukan kali pertama Profesor Vinceti membongkar kuburan untuk menyibak misteri. Ia pernah menggunakan teknik yang sama mencari dan mengidentifikasi jasad Caravaggio, salah satu master Renaissance.

Vincenti juga yang menguak pesan tersembunyi di mata Mona Lisa setelah memeriksanya dengan kaca pembesar super.

Untuk diketahui, Da Vinci mulai melukis Mona Lisa di tahun 1503 atau 1504 dan menyelesaikannya pada tahun 1519, tak lama setelah ia pindah ke Prancis, dan lalu meninggal dunia.

Pada Agustus 1911 lukisan itu sempat dicuri oleh seorang karyawan di Louvre yang berasal dari Italia. Si pencuri merasa, Mona Lisa harus dipulangkan ke tanah airnya: Italia.

Tak hanya dicuri, Mona Lisa juga mengalami serangan vandalisme pada tahun 1956. Sejak itu, Mona Lisa dipamerkan di balik kaca anti peluru - yang melindunginya dari serangan terakhir tahun lalu ketika seorang wanita Rusia marah karena permohonan menjadi warga negara Prancisnya ditolak -- melemparkan cangkir teh ke arah Mona Lisa

Ilmu pengetahuan tiada henti menelusuri pesona Mona Lisa, yang kali ini dengan menggunakan tekhnik X-ray untuk memahami bayang-bayang dalam wajahnya.

 Lukisan tersebut merupakan salah satu dari tujuh karya Leonardo Da Vinci yang diteliti oleh Philippe Walter.
Penelitian mereka menguraikan berbagai lapisan ultra-tipis dari glaze dan pigmen yang digunakan untuk mencapai transisi halus dari terang ke gelap. Karya ini dilaporkan dalam Jurnal Angewandte Chemie.
Hal ini dikatakan untuk memberikan informasi baru mengenai tekhnik yang dikenal sebagai "Sfumato" yang Da Vinci dan pelukis Renaisance lainnya gunakan guna menghasilkan gradasi halus dalam sifat maupun warna pada kanvas.

"Satu hal paling mengesankan yang anda akan kenali di depan lukisan ini adalah anda tidak dapat melihat sapuan kuas dan sidik jari," ujar peneliti, Dr Laurence de Viguerie.

Seperti disampaikannya kepada BBC News, bahwa lukisannya nampak terlihat baik, terpadu. Itulah sebabnya lukisan itu tidak mungkin dianalisa karena tidak memberikan petunjuk yang mudah

Riset sebelumnya telah membentuk beberapa aspek utama dari Sfumato, namun kelompok Philippe Walter telah memberikan wawasan tambahan bagaimana Da Vinci mencapai efek ini.

Tim ini menggunakan spektometri flourescence X-ray (XRF) untuk menentukan komposisi dan ketebalan setiap lapisan yang dicat. XRF adalah tekhnik non-destruktif tanpa memerlukan sample yang diambil dari kanvas.

Sembilan wajah, termasuk Mona Lisa yang dievalusai dari tujuh lukisan karya Da Vinci dalam 40 tahun karirnya.

Ilmuwan-ilmuwan itu mampu secara detail membedakan resep yang digunakan oleh maestro tersebut untuk membuat bayangan di wajah. Resep-resep ini dikarakterisasi dengan tekhnik yang menggunakan lapisan glaze atau cat sangat tipis dan pigmen serta beberapa aditif alami.

Hal tersebut dijelaskan lewat analisis Da Vinci yang mampu menerapkan lapisan glaze dengan tebal hanya mencapai beberapa mikrometer (perseribu milimeter).

Penelitian ini dilakukan di ruang Museum Louvre, di Paris, di mana lukisan Mona Lisa disimpan.
Lukisan lain yang termasuk dalam penelitian ini antara lain, Virgin of the Rocks, Saint John the Baptist, Annunciation, Bacchus, Belle Ferronniere, Saint Anne, The Virgin dan Child

Bacchus dianggap karya dari studio Da Vinci, sehingga tidak mungkin dibuat oleh Maestro tersebut. Philippe Laurence Viguerie Walterand merupakan gabungan dari Laboratorium Pusat Penelitian dan Restorasi Museum Perancis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar